Jumat, 16 April 2010

naruhina


http://i218.photobucket.com/albums/cc308/AkariSato/NaruHina.jpg

Temari: "Halo! Saya disini akan menjadi pembawa acara di fic ini"
Tsuna: "Terima kasih,Temari. Sebelum masuk ke fic ini, saya mau minta maaf kalo agak gaje. saya betul-betul minta maaf! *bungkuk-bungkuk*. Karena ini fic saya yang pertama,mohon maaf kalo gaje dan banyak kata-kata yang gak enak dibaca. Ditambah kurang inspirasi dan terlalu pendek. Sekali lagi saya minta maaf!"
Temari:"Kalau begitu,mari kita lanjutkan ke fic-nya."

--Chapter 1--

Burung yang berkicau,matahari yang menampakkan sinarnya yang hangat dan jam weker pun berbunyi. Seorang gadis cantik yang bangun dari tidurnya dan memulai kegiatannya di pagi hari yang indah ini. Ada sesuatu yang membuatnya tersenyum, dan bahagia. Mungkin sesuatu yang special atau seseorang yang sangat special. Dia bergegas menuju kamar mandi dan bersenandung. *memangnya Hinata bisa nyanyi?*. Setelah selesai mandi, dia membuka lemari dan memakai gaun yang indah. Dia menari-menari dan tersenyum sendiri. Tidak ada yang tahu mengapa dia begitu.

"Ayo cepat turun,Hinata! Nanti sarapannya keburu dingin."teriak ayah Hinata (saya gak tahu namanya)

"Baiklah!"jawab Hinata dengan penuh semangat.

Hinata melipat lagi gaunnya yang sangat indah. Dia bergegas menuju ruang makan dengan tergesa-gesa. Ketika dia sedang berada di tangga,lampunya tiba-tiba padam. Hinata pun memakai byakugan dan waspada. Hinata mulai menjaga langkah kakinya. Dia mengira ada musuh yang menyerang. Sesampainya di depan ruang makan, semuanya sepi dan gelap Hinata tetap waspada dan,,,

"Selamat ulang tahun,Hinata!"teriak teman-temannya.

Suara terompet yang keras menghiasi rumah Hinata. Hinata senang sekali karena dia diberi kejutan oleh teman-temannya. Semuanya datang, dan memberi Hinata hadiah. Tapi,Hinata tidak terlalu senang,karena tidak ada Naruto. Hinata berpikir mungkin Naruto lupa hari ulang tahunnya.

" Ada apa,Hinata? Kau tampaknya tidak terlalu senang dengan hari ulang tahunmu,"tanya Sakura.

"Tidak ada apa-apa,Sakura."jawab Hinata.

" Bagaimana kalau kita berjalan-jalan di kota? Mungkin itu membuatmu lebih baik. Setuju?"usul Ino yang tiba-tiba muncul dari belakang.

"Setuju!"jawab Tenten.

"Hei, aku bertanya kepada Hinata. Bukan kepadamu, Tenten."gerutu Ino. (lho?)

"Maafkan aku. Kalau aku melewatkan kesempatan inikan sayang sekali."jawab Tenten santai.

"Bagaimana kalau ke ichiraku saja?"tanya Hinata pelan.

"Aku setuju! Kebetulan aku sedang ingin makan ramen. Tapi,kau yang traktir."jawab Sakura semangat.

"Baiklah."jawab Hinata.

Akhirnya,mereka pun menuju ichiraku. Ditengah perjalanan, mereka bertemu Neji, Kiba,dan Sasuke (disini diceritainnya Sasukenya gak meninggalkan Konoha.). Hinata merasa aneh karena Naruto tidak ada. Hinata bertanya-tanya dalam hatinya kemana perginya Naruto hari ini?. Dia merasa kecewa karena Naruto tidak ada di hari ulang tahunnya.

" Hinata, selamat ulang tahun!"ucap Kiba

" Terima kasih atas ucapannya, Kiba"kata Hinata

(Aneh, yang lainnya tidak mengucapkan selamat ulang kepada Hinata. wahhhaa *plak*)

" Apa kalian melihat Naruto?"tanya Neji.

" Tidak. Memangnya Naruto tidak ada?"tanya Sakura (lemot banget nih orang*plak*)

" Tidak. Kami tadi sudah pergi ke rumahnya,tidak ada jawaban sama sekali."jawab Sasuke. Mendengar hal itu Hinata semakin khawatir.

" Padahal dia sedang tidak menerima misi. Ketika kami lewat Ichiraku juga tidak ada."lanjut Sasuke.

" Kalau begitu, kami mau melanjutkan perjalanan."kata Ino.

" Kalau kalian bertemu Naruto, suruh dia menghadap Hokage 5."kata Neji.

"Hinata, kenapa kau melamun lagi? Ada apa?"tanya Tenten

"Tidak ada apa-apa kok."jawab Hinata,datar.

Setibanya di ichiraku, Hinata semakin khawatir. Dia berpikir bagaimana kalau tidak bisa bertemu Naruto lagi? Bagaimana kalau Naruto sedang sakit? Pikirannya kacau sejak dia tidak bertemu Naruto. Sepanjang perjalanan Hinata masih juga memikirkan Naruto.

"Konbawa,Hinata"kata Ino. Hinata yang kaget langsung terlepas dari lamunannya.

"Konbawa,Sakura,Ino,Tenten"jawab Hinata.

Sesampainya di rumah, Hinata membaringkan badannya diatas tempat tidur. Masih saja dia memikirkan Naruto. Tiba-tiba,,,

Tuk

Ada sebuah kerikil yang membentur jendela Hinata. Segera Hinata mendekat ke jendela. Disana ada seorang laki-laki berambut kuning dan bisa dibilang 'kepala duren' *digeplak* yang sudah menunggunya.

Segera Hinata melihat halaman depan rumahnya. Disana ada seorang laki-laki berambut kuning dan mirip 'durian' *digeplak* yang sudah menunggunya. Hati Hinata yang tadinya sedih berubah menjadi senang. Seperti mendapat bintang dari Surga (???). Wajahnya memperlihatkan senyuman manis dan rona merah dipipinya (perasaan Hinata tidak ada yang menggoda deh? *plak*).

"Sst! Hei,Hinata! Ayo,cepat kemari! Ada yang ingin kubicarakan." kata Naruto sedikit gugup.

"Na...Naruto-kun", lirih Hinata terbata-bata. (apaan sih?).

"Hei,Hinata! Cepat! Malam semakin dingin", Naruto mengomel. Hinata pun tersadar dari lamunannya (kapan melamunnya? Saya aja gak tahu *dasar author geblek!*)

"Ba...baiklah", jawab Hinata terbata-bata.

Hinata menuruni tangga dengan tergesa-gesa dan memperhatikan langkahnya. Dilihatnnya,jam menunjukkan pukul 23.30,dia tidak ingin membangunkan ayahnya (malem banget mau dibacok tuh author *digebukin satu kampung*). Ayahnya melarang Hinata berhubungan dengan Naruto (perasaan Hinata sama Naruto belum pernah pacaran dan memangnya apa masalahnya? *digebukin (lagi) satu kampung*. Menurutku,Naruto terlalu bodoh * diserang Naruto pake "sennen goroshi"*). Waktu terus berjalan,dia bergerak dengan cepat tapi memperhatikan langkahnya karena tidak ingin membuat Naruto kedinginan. Setelah sampai di halaman depan rumahnya,dia tidak melihat Naruto. ' Mungkin aku hanya berkhayal? Tapi suaranya terdengar begitu nyata'batin Hinata.

"Na..Naruto-kun", panggil Hinata pelan.

Tiba-tiba, ada seseorang yang menarik lengan Hinata dan membungkam mulutnya. Hinata meronta-ronta (bahasa apaan ini? Makin lama makin gak ngerti saya *author makin sering digeplak*) tetapi, lelaki itu tidak menghiraukannya. Semakin kuat Hinata memberontak, semakin kuat saja tenaga laki-laki itu. Hinata juga semakin penasaran dengan lelaki yang ingin melukainya dia berusaha agar kepalanya bisa melihat laki-laki itu. Laki-laki itu tahu rencana Hinata akhirnya, dia memundurkan tubuhnya dan tubuh Hinata ketempat yang lebih gelap.

"Diamlah! Bisakah kau diam sebentar saja? Aku tidak akan melukaimu kok, gadis manis", goda laki-laki itu dengan sedikit membentak (perasaan kalau membentak tuh selalu keras deh *author digeplak sama dua kampung*). Dia sedikit kesal dengan Hinata yang sedikit memberontak. Suara laki-laki itu manis sekali (memangnya gula?) dan lembut tapi, kedengarannya seperti dibuat-buat agar suara aslinya tidak terdengar.

'Naruto,tolong aku...'batin Hinata. Laki-laki itu menggerakan tangan kanannya menuju mata Hinata dan mulai menutupi matanya. Lelaki itu sedikit berjinjit dengan sengaja agar napasnya yang memburu itu terdengar halus,tajam, dan jelas didekat telinga Hinata (Karena Hinata sedikit lebih tinggi 4 cm daripada lelaki itu. *AWAS KALAU SALAH! AUTHORNYA DIGEPLAK SATU KAMPUNG!*). Lelaki itu berjalan dengan lambat agar gerakan kaki Hinata bisa menyesuaikan dengan gerakan kakinya. 'Apa mungkin dia mau memperlihatkan mayat Naruto yang sudah ia bunuh kepadaku? Ti...dak! Tidak mungkin! Tidak mungkin Naruto mati secepat itu!'khawatir batin Hinata (Narutonya kemana? Apa jangan-jangan Naruto diceritain udah dibunuh sama musuh? *diserang "jyuuken"*).

"Tenanglah! Sudah kubilang, aku tidak akan melukai gadis semanismu. Aku tidak akan melanggar janjiku", yakin kata laki-laki itu dan dia memperdengarkannya di telinga Hinata begitu jelas, hangat, dan "gugup".

--To be continued--

Temari: "Bagaimana ceritanya rame? Pasti agak sedikit bosan karena gak ada humornya sama sekali"
Tsuna: "Betul! karena saya tidak bisa membuat cerita yang sedikit humoris. Do'akan saya mudah-mudahan chapter ke-2 lebih maju dan lebih cepat di publish. Sampai jumpa di chapter selanjutnya."
Temari:"Sampai jumpa"

NB: kalau gak percaya sama RATED:T saya dimohon jangan melanjutkan ke chapter selanjutnya. mau komen apa aja silahkan tapi, jangan galak-galak ya,,, *puppy eyes* (apaan sih?) saya kurang ahli membuat cerita yang agak aneh. saya tidak akan membuat cerita yang ada 'adegan itu'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar